Kamis, 10 Januari 2013

Menelaah Kalimat Efektif

 
 
Dalam setiap penulisan bahasa Indonesia yang kita pelajari, dalam penyusunan penulisan ilmiah, karya tulis maupun laporan dan juga dalam berkomunikasi sehari-hari agar dapat tersampaikan apa yang kita maksudkan hendaknya menggunakan kalimat yang efektif. Pengertian mengenai kalimat efektif ialah kalimat yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh pembaca secara tepat.
Contoh kalimat efektif biasanya digunakan dalam karya tulis seperti skripsi, tesis, makalah, disertasi, laporan penelitian, proposal dan sebagainya. Kalimat efektif mampu menjelaskan secara keseluruhan maksud si penyampai kepada penerima dengan baik dan tepat.
Namun, dalam kehidupan sehari-hari, terkadang dalam penggunaan kalimat yang efektif luput dari perhatian kita, dan menggunakan bahasa Indonesia dengan kurang efektif. Tentu saja, kalimat efektif berbeda dengan penggunaan bahasa dalam bidang sastra yang notabene menggunakan bahasa kiasan seperti majas metafora dan majas hiperbola.
Untuk dapat menggunakan kalimat yang efektif, kita perlu menelaah perbedaan antara kalimat efektif dengan kalimat yang tidak efektif.
Ciri kalimat efektif :
    1. Bentuk kata sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan)

Kata yang sesuai dengan EYD adalah kata yang baku dan tidak mengantuk kata-kata gaul,
kata-kata alay  atau kata-kata serapan dari bahasa asing atau bahasa daerah yang biasanya
membuat kalimat menjadi tidak efektif.
Selain itu, penggunaan kata imbuhan yang tidak tepat dapat menyebabkan sebuah kalimat menjadi
tidak efektif.
Contoh :
-       Orang-orang melempari sampah ke dalam sungai.
-       Ibu menggulai minuman itu.
-       Kamu kepo banget sih.
* Contoh kalimat pertama menggunakan imbuhan yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempar membutukan objek yang bergerak.
Perbaikannya :
-       Orang-orang melemparkan sampah ke dalam sungai.
* Contoh kalimat kedua menggunakan kata menggulai yang memiliki makna ganda (ambigu). Dapat bermakna memberikan gula atau menjadikan gulai. Dan jika ditelaah dari kalimat tersebut secara keseluruhan maka tidak ada minuman yang dijadikan gulai.
Perbaikannya :
-       Ibu memberi gula pada minuman itu.
* Contoh kalimat ketiga adalah penggunaan kata gaul kepo yang berarti ingin tahu dan kata banget sih yang tidak baku.
Perbaikannya :
-       Kamu ingin tahu sekali.
    2. Struktur kalimat tepat
Penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas merupakan salah satu penyebab ketidakefektifan kalimat. Jadi, dalam pemakaian struktur kalimat yang tepat harus diperhatikan dalam menyusun kalimat yang efektif, yaitu urutan S-P-O-K.
Contoh :
-       Ternyata, kelima bersaudara itu memiliki sama-sama kaya.
-       Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
* Contoh kalimat pertama penggunaan kata ternyata membuat kalimat menjadi rancu, pengulangan kata sama pun merupakan pemborosan kata yang membuat kalimat menjadi tidak efektif.
Perbaikannya :
-       Kelima bersaudara itu memiliki kekayaan yang sama.
* Contoh kalimat kedua pada induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
-       Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
    3. Kesejajaran
Kesejajaran berarti memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Apabila bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka bentuk selanjutnya pun kata kerja.
Contoh :
-       Tugas kamu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air dan pemasangan pagar.
* Contoh kalimat diatas menggunakan kata kerja yang berbeda, kata mengecat, perbaikan dan pemasangan berbeda.
Perbaikannya :
-       Tugas kamu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air dan pemasangan pagar.
    4. Kontaminasi
Kontaminasi berarti kekacauan penggunaan kata, kalimat ataupun frasa yang terkandung didalam
kalimat. Kontaminasi ini akan membuat pembaca atau penerima pesan menjadi bingung dan tidak
dapat menangkap apa yang dimaksud dalam kalimat itu. Kalimat yang terkontaminasi tidak efektif
karena tidak dapat dimengerti oleh pembaca ataupun pendengarnya.
Contoh :
-       Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
-       Penulis itu dikatakan sedang memperkerjakan tangannya untuk berkarya.
* Contoh kalimat pertama terdapat kontaminasi pada kata dipelajarkan yang membuat rancu kalimat tersebut.
Perbaikannya :
-       Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
* Contoh kalimat kedua merupakan kalimat yang kacau dan sulit dipahami dengan adanya kata memperkerjakan.
Perbaikannya :
-       Penulis itu menggunakan tangannya untuk berkarya.
    5. Pleonasme
Plenonasme adalah suatu kejadian atau gejala dimana sebuah kalimat menggunakan kata-kata yang
berlebihan sehingga membuat kalimat tersebut menjadi tidak efektif.
Contoh :
-       Pada zaman sebelum lahirnya dinosaurus dahulu kala, ada banyak manusia yang ternyata masih hidup dengan gaya primitif yang sangat kolot dan kuno.
-       Kesehatannya sudah pulih kembali.
* Contoh kalimat pertama terdapat kata-kata yang sebenarnya tidak perlu digunakan, sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Inti dan maksud dari kalimat tersebut menjadi buram dan tidak nyaman untuk dibaca maupun didengar.
Perbaikannya :
-       Zaman sebelum kelahiran dinosaurus, kehidupan manusia masih primitif dan kuno.
* Contoh kalimat kedua, pada kata pulih dan kembali memiliki arti yang sama yaitu seperti semula.
Perbaikannya :
-       Kesehatannya sudah pulih.
Sumber :
http://bahasakubahasamu.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar